Rabu, 30 Oktober 2013

Sexipiderman

# Spider Power

Namaku Pendo Parker, Pendo singkatan dari ‘Pendek n Dongo. Aku memang pendek dan culun. Aku seorang mahasiswa di salah satu universitas terkemuka di Jakarta. Beda dengan siswa lain, aku harus bekerja keras agar bisa diterima di universitas ini, ya aku mengandalkan beasiswa agar bisa masuk ke universitas ternama itu. Aku hanya tinggal bersama bibiku yg bernama Martinah, sedangkan pamanku telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena penyakit sipilis / raja singa. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, aku bekerja sambilan sebagai seorang buruh foto kacangan di tempat-tempat hiburan. Aku mencari para pengunjung yg lengah, lalu kupotret mereka, kutunjukkan foto hasil jepretanku tadi, dan kupaksa mereka untuk membayar.

Kali ini aku mangkal di sebuah kebun binatang di daerah Jakarta Selatan. Kebetulan pengunjung hari ini sedang ramai, karena ada pameran binatang dari luar negeri hasil rekayasa genetika. Aku segera menuju tempat pameran, berharap ada korban baru untuk hasil fotoku yang payah. Tempat pameran sungguh penuh sesak, banyak sekali binatang yang dipamerkan di tempat ini. Dari kesemua binatang disini, hanya ada satu binatang yang menarik perhatianku, ’Laba-Laba Binal Afrika’. Ukurannya luar biasa, tiga kali lipat ukuran laba-laba tarantula.

Aku sedang asyik memotret para pengunjung yang lengah, ketika tiba-tiba terdengar suara kaca pecah, disusul dengan suara alarm yang membuat pengunjung panik dan berhamburan keluar. Aku mencoba berlari, namun tempat ini sungguh penuh sesak, dan tiba-tiba seseorang menabrakku dan mendorongku jatuh kebelakang. Aku mencoba berdiri, belum sempat aku berdiri, tiba-tiba kurasakan sakit yang teramat sangat amat luar biasa di selangkanganku. Astaga, laba-laba Afrika tadi menggigitku tepat di buah zakarku. Aku segera berteriak kesakitan, aku pun pingsan.

Aku terbangun karena sinar yang begitu menyilaukan mataku. Astaga, dimana aku? Tanganku di infus, dan buah zakarku terasa benar-benar ngilu. Dokter datang menghampiriku.

"Dok, kenapa dengan saya? Saya ingat buah zakar saya digigit oleh laba-laba besar itu!" tanyaku panik.

"Ah, ga apa-apa kok. Badannya doank yg besar, paling agak ngilu-ngilu aja sedikit, besok juga sembuh." jawab dokter acuh.

"Yang bener, dok?" tanyaku heran.

"Iya, ga percayaan amat sih. Yang dokter loe, apa gua sih?! Udah, loe boleh pulang sekarang." jawabnya sewot.

Aku hanya terdiam, namun masih sedikit khawatir dengan keadaan buah zakarku, aku tidak berani untuk menengoknya. Aku segera bangkit mengambil tas kameraku dan pergi dari rumah sakit itu.

Sampai di rumah, nyeri buah zakarku masih saja terasa. Setelah menyapa bibi yang sedang asyik tiduran sambil nonton sinetron, aku segera masuk kamar. Kali ini aku memberanikan diri untuk melihat ’kantung masa depanku’ yang nyeri itu. Kumulai buka celanaku, aku amat terkejut melihat ukuran buah zakarku yang membengkak, warnanya pun berubah menjadi biru pucat. Aku mencoba menenangkan diri dengan mengingat pesan dokter tadi. Dan aku segera tidur karena seluruh tubuhku terasa pegal-pegal.

Pagi hari aku bangun, aku merasa tubuhku amatlah berat. 
Kulepas kaosku yang terasa begitu sempit. Astaga, seluruh tubuhku berubah. Otot-otot tanganku yang tadinya tidak ada, kini padat berisi seperti binaraga, ditambah lagi perutku yang tadinya buncit karena sering mabuk berubah menjadi keras dan six pack. Kubuka celanaku, buah zakarku tidak juga normal, namun ukurannya menjadi lebih kecil dari kemarin, dan aku benar-benar kaget saat melihat penisku yang dua kali lipat bertambah panjang dan besar dari ukuran penisku sebelumnya yang hanya 9 cm. Aku senang bercampur heran.

Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seekor tikus yang meloncat ke atas meja disampingku, reflex kulemparkan kaus yang kupegang di tanganku. Aku bertambah kaget, dari pergelangan tanganku, keluar sebuah cairan berwarna putih mengkilap, tikus itu pun terkena cairan itu dan tak dapat bergerak lagi. Dan yang paling parah, aku benar-benar merasa sangat horny, tubuhku berasa panas dan keringat dingin keluar di sekujur tubuhku. Astaga, ada apa dengan tubuhku?!!

Aku yang bingung, segera pergi menuju ke halaman belakang rumah bibiku. Aku heran dan bertanya-tanya, bagaimana cairan itu bisa keluar dari tanganku. Kucoba berbagai macam gaya tangan, dari mulai ’peace’, ’ok’, ’metal’, ’fuck you’, sampai kupaksa kelingkingku, namun cairan tadi tidak juga keluar. Karena putus asa dan emosi, kumaki diriku sendiri, sambil kuselipkan ibu jariku diantara jari telunjuk dan jari tengah, sambil berkata ’ngentot’!! Tiba - tiba cairan aneh itu keluar lagi, aku berhasil menemukan caranya. Kisahku pun dimulai...

***

# The New Hero Has Born

Seminggu sudah semenjak kejadian di kebun binatang. 
Aku sudah terbiasa dengan ‘kekuatan’ baruku ini. Lalu aku berpikir, dengan kekuatan seperti ini, aku bisa jadi apa saja, pahlawan, perampok, dll. Aku bisa merampok dengan mudah dengan menggunakan kekuatanku, aku juga bisa menjadi pahlawan dan membuat gadis-gadis suka padaku, khususnya wanita pujaanku, MJ alias Marni Jane. Selama seminggu ini pun, aku tidak henti-hentinya horny, dan aku lampiaskan horniku itu dengan masturbasi sendiri di kamar, tapi aku heran, kenapa ga bisa orgasme juga, itu malah membuatku semakin horny dan horny.

Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang pahlawan baru bagi kota ini dan setiap pahlawan butuh kostum yang keren. Aku tidak punya banyak uang untuk memesan kostum khusus, aku hanya punya uang 100ribu rupiah hasil dari memotretku tadi siang.
Hah, aku mendapatkan akal, aku segera menuju ke sebuah apotek di dekat rumah.

"Misi, mas, jual kondom gak?" tanyaku malu-malu.

"Oh, ada, mas, yang rasa apa?" jawab si apoteker.

"Saya mau beli banyak, mas, satu kardus, jadi yang paling murah aja deh." jawabku.

"Gila, buat apaan, mas? Yang paling murah ada sih, tapi rasa ikan asin, mau?" tanyanya heran.

"Buset, ikan asin? Hmm.. ya udahlah, gak pa-pa, satu kardus, mas." jawabku.

Singkat cerita, aku berhasil membuat kostumku yang ketat dan beraroma ikan asin itu dengan menjahit kondom-kondom tadi satu persatu. Lahirlah pahlawan baru di kota ini, Who I’m I? I’m Sexpiderman...

***
# When Good Go BAD

Malam harinya, aku mulai menyusuri jalan-jalan kumuh di samping rumah dengan kostum baruku, bergelayutan di pon-pohon dan tiang listrik dengan ‘jaring’ yang mirip sperma ini. Tubuhku menggigil, bukan karena dinginnya malam, tapi karena aku tidak bisa melampiaskan nafsuku selama seminggu ini, ingin rasanya aku menyewa seorang pelacur untuk memuaskanku, tapi uang hasil kerjaku tidak akan mungkin cukup untuk menyewa mereka, kecuali pelacur-pelacur tua yang vaginanya sudah penuh dengan penyakit.

Tiba-tiba kudengar seorang wanita menjerit, aku segera melompat lincah seperti laba-laba ke arah gang asal suara wanita itu tadi. Seorang preman sedang berusaha memperkosa wanita muda itu, segera kuterjang preman yang sebenarnya aku kenal, namanya Godek, dia sering memalakku di pasar. Wah, kesempatan emas nih, sambil pamer bisa sekalian balas dendam ke si Godek.

Godek menyerangku dengan botol beer yang dia pegang. Aku menghindar, kuarahkan ’Jarsem’ (Jaring Sperma) ke arah tubuhnya, pas masuk ke dalam mulutnya yang sedang terbuka lebar karena memaki-makiku. Godek langsung tersedak, beberapa saat kemudian dia muntah-muntah, lalu kabur menghilang di gelapnya ujung gang ini.

"Neng, ga pa-pa?" tanyaku sok keren.

"Engg... enggak nape-nape, bang. Abang siapa ya, kok pake baju renang malem-malem?" tanyanya heran.

"Buset! Baju renang? Ini kostum abang, neng. Perkenalkan, nama abang Sexpiderman." jawabku gagah.

"Oh, makasih yah, abang Septiktank, udah nolongin saya." jawabnya lalu pergi meninggalkanku begitu saja.

Buset, aku kaget dengan respon dari wanita itu. Dia pergi meninggalkanku begitu saja, tau gitu ga usah aku tolong tadi. Dia semakin menjauh berjalan, pantatnya yang montok terlihat jelas dan menggoda dengan rok mini ketat yg dipakainya. Wajahnya juga lumayan cantik. Pikiran jahatku langsung berkerja, "Cewek ga tau terima kasih kayak gitu, harusnya dikasih pelajaran sedikit nih.."

Segera kumeloncat melesat dengan Jarsem-ku ke arah wanita kurang ajar tak tau diuntung itu. Kulemparkan Jarsemku melilit tubuhnya, kutarik tubuhnya ke atas, lalu kutangkap dengan satu tanganku, dia menjerit keras, kusumpal mulutnya dengan Jarsem sehingga dia tidak dapat berbicara lagi. Aku membawanya ke sebuah tanah kosong di belakang komplek, kuikat tubuhnya di pohon dengan Jarsem-ku. Lalu aku sibuk membuat ’rumah jaring’ dengan Jarsemku tadi. Aku sudah berlatih membuat ’sarang’ dengan Jarsem beberapa hari lalu. Kuangkat tubuh wanita muda itu ke tengah-tengah sarang spesialku ini, lalu kubuka penutup mulutnya.

Di bawah terangnya sinar rembulan, wanita itu menjerit keras, tapi tidak akan ada yang mendengar jeritannya di tengah tanah kosong yang luas ini. Kalau ada yang mendengar pun tidak akan berani masuk ke dalam tanah kosong yang terkenal angker ini.

"Mampus loe, berani sih loe kurang ajar sama gue." Bentakku.

"Bang, ampun, bang. Salah saya apa, bang?" tanyanya panik.

"Salah loe? Udah gua tolong, malah pergi gitu aja, ga sopan." aku semakin emosi.

"Bang, itu... Saya emang harus gima..."

Belum habis dia ucapkan kata-kata dari mulutnya, segera kutembakan Jarsem ke arah bajunya, kutarik dan bajunya pun sobek. Payudaranya yang besar terlihat jelas di balik bra warna pinknya. Sreet.. Sreet.. Sreet.. Sreet.. Jarsemku yang lain meluncur lincah menarik satu-satu pakaiannya, rok pendek yang dipakainya, branya, celana dalamnya, hingga wanita sialan itu bugil total.

"Huuuuaaa... bang! Ampun, bang septiktank!!" jeritnya memelas.

"Setan, masih berani ngatain gue lagi!!" bentakku.

"Ammpuunn... bang, ammm..."

Lagi-lagi belum selesai dia berucap, kudesakkan penis baruku ini ke dalam mulutnya, dia hampir tersedak dan tidak bisa bernapas karena ukuran penisku yang super besar. Kupaksa penisku keluar masuk di mulutnya, air mata pun menetes di wajah cantik wanita muda itu.

"Eeeemmm... Emmmm..." dia mencoba berkata dangan mulutnya yang sesak.

"Ape loe? Isep nih kontol gua!" gertakku.

"Eeemmmm... 
Eeemmmm..." dia mencoba melepaskan penisku dari mulutnya.

"Kalo ga loe isep, gue jatohin loe dari atas sini, biar remuk tulang-tulang loe!!"

"Emm.. Emm.. Emm.. Slurp.. Slurp.." dia perlahan mulai mengisapnya.

Ouh, begitu nikmat. Wanita ini seperti sudah biasa dan mahir menghisap penis, dasar lacur sok jual mahal. Kuarahkan tanganku yang besar dan berotot ke arah payudara wanita itu, kuremas-remas, kuplintir putihnya yang lancip, lalu payudaranya semakin lama menjadi mengeras. Wah, dia sudah mulai menyerah nih.

Beberapa menit dia mengulum penis besarku. Tanganku semakin menjadi-jadi, aku turunkan tanganku ke arah vaginanya, mulai kugesek-gesekkan jariku di atas klitorisnya yang ternyata sudah basah. Aku tak sabar lagi untuk menikmati vagina wanita jalang ini, kucabut penisku dari mulutnya.

"Huuuaaahh..." desah wanita itu lega.

"Nah, sekarang lubang bawah loe yang gue cobain!!" gertakku.

"Hah, jangan, bang! Ampun, bang! Ammmppuuunnn!!!" tangisnya.

Kudekatkan tubuhku, kuregangkan kakinya, jaring-jaring buatanku ini sangat lengket di tubuhnya, jadi dengan mudah kutempelkan kedua kakinya di jaring. Selangkangan wanita ini terbuka dan dapat terlihat jelas vaginanya yang basah dan mengkilap karena cahaya bulan. Tanpa lama, kutancapkan penis superku di vagina wanita itu, berasa sangat sempit dan menggigit.

"Eeennngggg... Aaaaaahhhhh... Eeeehhh... Sssssttttt..." desah wanita itu.

"Enak kan kontol gede gue?!" sambil terus kukocok penisku.

"Ampun, bang! Aaaahhhh... Ooooohhh...!" desahnya kencang.

Kusemakin lincah, penis besarku keluar masuk dengan cepat di vaginanya, dia pun semakin meregang keenakan. Kuremas-remas payudaranya yang besar itu, kupelintir putingnya yang lancip. Dia semakin kencang mendesah sambil sesekali menggigit bibirnya untuk menahan nikmat.

"Uuuuuhhhhhhhh... Eeeggghhhh!!" desahnya keras.

"Nah, mo keluar ya loe, lacur?!" 
tahu dia akan segera orgasme, segera kupercepat irama penisku di vaginanya dan...

"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh...!!" tubuh wanita itu menggeliat, kurasakan penisku dibanjiri oleh cairan hangat yang keluar dari dalam vaginanya.

"Enak kan, cur?" bentakku.

"Enak, bang! Aaahhh... Aaaahhh..." jawabnya terbata, sementara aku terus mengocok, dan terus mengocok, hingga...

"Aaahhh... Uuuuhhhh... Aaarggghhh... Aaaaaaaaaarrrrrrrrggggggggghhh..!!" astaga, wanita ini orgasme lagi, mungkin karena ukuran penisku yang besar ini, dia benar-benar merasakan kenikmatan dunia. Aku terus mengocok penisku dan tanganku terus mengerayangi tubuhnya. Aku belum juga merasakan sensasi-sensasi orgasme.

Beberapa menit kemudian, wanita itu orgasme lagi, lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi, sampai akhirnya dia pingsan tak berdaya. Dan astaga! Aku belum juga orgasme, ada apa dengan tubuhku!!! Aku tidak bisa lagi menikmati tubuh wanita ini, aku harus mencari cara lain untuk bisa membuatku orgasme. Kupakai lagi kostum kerenku, kuturunkan wanita itu dari sarang Jarsem-ku, dan aku pun melesat bebas diterangi cahaya bulan sambil menahan birahiku yang tidak juga terpuaskan.

Aku Sexpiderman, aku kuat, cepat, dan aku HORNY...

***

# The Sexy Goblin

Kubaca koran pagi ini, berita tentangku semakin menyebar. Sesosok pria berpakaian renang putih memperkosa 5 wanita dalam 1 malam. Begitu topik utama sebuah koran. Ya, setelah wanita muda itu, aku mencari 4 orang wanita lain, tapi tetap saja aku belum orgasme, aku jadi semakin tidak bisa mengontrol diriku, aku haus akan kenikmatan sex, aku bukanlah lagi pahlawan, aku seorang Monster SEX!!

Aku mengutuk diriku sendiri atas semua tindakanku, tapi aku tidak dapat melawan nafsu birahiku yang sekarang menjadi over. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk, aku berjalan menuju pintu, ternyata Marni dan Jumi datang menengokku.

"Weis, tumben nih pada kesini, ada apa? Nagih utang ya? Aduh, maaf nih, gue gak ada duit." sapaku sedikit panik.

"Ah, mo nagih loe utang juga gak pernah bilang punya duit, gue tahu hidup loe susah, tapi gak usah lebay kale." jawab Marni sinis.

"Iya, Mar, mending loe ikhlasin aja daripada jadi dosa." tambah Jumi.

Jumi dan Marni adalah teman satu komplekku dari kecil. Seiring berjalannya waktu, mereka berdua bertambah cantik. Marni adalah wanita yang aku taksir dari saat aku masih duduk di bangku SD kelas 1, wajahnya cantik dan bodinya, waduh! top markotop dah. Dia selalu bercita-cita menjadi artis, dia sekarang sedang kuliah di salah satu universitas seni terkenal di Jakarta. 
Sedangkan Jumi, dari segi wajah memang kalah cantik dengan Marni, tapi bodinya tiga kali lipat Marni. Dengan ukuran dadanya yang besar, montok, dan begitu padat berisi seperti sebongkah semangka merah merekah. Rambut Jumi panjang sepundak bermodel shaggy, kacamata baca menutupi matanya yang indah, membuatnya menjadi lebih seksi lagi.

Berada bersama dua bidadari ini dalam satu ruangan membuatku gerah, apalagi melihat tubuh Jumi yang wadddooohhh. Kami berbincang sambil mendengarkan musik, mereka asyik menikmati musik itu. Sedangkan aku menahan sakit di penisku yang gak bisa ejakulasi tapi gak bisa turun juga, jadi serba salah. Pikiran jahat mulai muncul, ingin sekali aku mencicipi tubuh mereka berdua, tapi aku tak tega, mereka sahabatku dan Marni orang yang aku cintai.

Waktu terus berlalu, birahi semakin meningkat, lebih baik mereka pergi pulang daripada aku harus nekat memperkosa mereka berdua. Huff, untung beberapa menit kemudian mereka pamit pulang. Aku mengantar mereka sampai ke pintu depan, setelah pamit dengan bibi Martinah yang seperti biasa tengah asyik menonton sinetron, mereka pulang. Aku terus memperhatikan pantat Jumi yang begitu indah. Astaga, ingin rasanya aku meremasnya, menjilat, kalo perlu aku memakannya.

Jumi adalah seorang anak dari jurangan jengkol di ujung komplek, Pak Sabeni. Beberapa tahun lalu Pak Sabeni meninggal karena ketabrak angkot ketika sedang kabur dari razia Satpol PP, ya Pak Sabeni hobi sekali yang namanya main sama PSK, mungkin karena sudah lama ditinggal mati istrinya.

Aku menjadi gelisah, malam ini aku harus beraksi lagi. Aku tak dapat lagi menahan ini, minimal harus aku cari lobang untuk bisa mengurangi penderitaanku ini. Segera kupakai kostum andalanku, Sexpiderman telah kembali. Aku segera keluar meluncur dengan Jarsemku. Mungkin aku harus mencoba mencari mangsa di daerah lain, agar kedokku tidak ketauan dan polisi tidak curiga.

Saat aku sedang asik berayun diantara tiang listrik, pohon, dan tower sutet. Aku melihat pemandangan yang luar biasa, ya itu Jumi, aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia ada di kamarnya hanya menggunakan handuk, astaga, dia habis mandi. Aku bersembunyi diantara pohon rambutan di depan rumah Jumi, luar biasa tubuh gadis itu, begitu indah, aku bisa dengan jelas melihat belahan dadanya yang montok itu.

Aku hilang akal, segera aku melesat meloncat cepat ke arah kamar Jumi. Dengan segera kulemparkan Jarsemku ke mulutnya agar dia tidak bisa teriak. Aku bersalto, berguling, sambil meluncurkan Jarsemku ke arah tubuh Jumi dan menempelkannya pada tembok kamarnya.

Kutarik handuk yang menutup tubuhnya, wow! tubuhnya sungguh luar biasa. Aku langsung berasa panas dan ingin meledak karena melihat tubuhnya yang indah dan agak sedikit basah itu. Kurang ajar, gak pake lama ini mah!

Tapi masih ada yang kurang. Ya, kacamata yang biasa dipakainya yang membuatnya menjadi seksi. Aku segera mengambil kacamata itu dari atas meja rias, kupasangkan pada wajahnya. Inilah korbanku yang tercantik selama ini, perfect. Aku segera menjilati dadanya sambil aku pelintir putingnya, dia hanya bisa bergumam, bau sabun membuat aku semakin nafsu, tubuhnya begitu wangi. Kumainkan tanganku di tengah vaginanya sambil aku terus menikmati toketnya yang indah, yang mulai mengeras. Aku semakin keras menghisap dan memelintir toketnya, sambil sesekali aku gigit dan aku tarik. Jumi menangis, tapi air mata itu malah membuatnya semakin cantik, aku jadi semakin nafsu.

Hampir sepuluh menit aku terus melakukan hal itu, tubuh Jumi memanas dan vaginanya mulai basah. Segera kuturunkan lidahku menjilati perutnya, pinggulnya, dan akhirnya lobang kenikmatannya. Tubuh Jumi mencoba melawan sensasi nikmat dari jilatanku di vaginanya, tapi apalah daya seorang wanita melawan Jarsemku yang super duper lengket. 
Vaginanya begitu indah dengan sedikit bulu yang tertata rapi di atasnya.

"Gue bakal buka penutup mulut loe, tapi kalau loe berani teriak, gue bakal masukin ini jaring ke mulut loe sampai loe mati keabisan napas, satu suara berisik aja dan loe mati, perek!" bentakku.

Jumi mengangguk ketakutan dan segera kubuka penutup mulutnya. "Haahhh... hhhaahhh..." napasnya lega.

"Diem ya, kalau loe ga mau mati." bentakku.

"Tapi, salah saya apa? 
Kenapa kamu..." belum habis dia berucap, segera kutampar pipinya dengan keras.

"Aaahhh... ampun... ampun!" mohonnya sambil menangis.

"Gue bilang diem loe, dasar goblok, perek goblok!!" bentakku kasar.

Kutarik Jarsem yang menempel di badannya, tapi tidak pada kakinya, kini dia dapat bergerak. Kubuat dia berlutut, wajahnya tepat menghadap ke arah selangkanganku. Segera kubuka kostum bawahku dan penis besarku pun mencuat keluar.

"ASTAGA..!!!" kaget Jumi.

"Sekarang loe isep ini!" perintahku.

"Gak bisa, bang. Ampun. Ga muat di mul..."

SSSSSLLLUUUPPP! penisku masuk memenuhi mulutnya. Dia mencoba memberontak tapi itu malah membuatnya jadi sulit bernapas. Aku segera membantunya menggerakkan kepalanya maju dan mundur. Dia mulai mendapatkan iramanya, dia terus menghisap penisku. Cukup lama dia menghisap, hisapannya kurang begitu nikmat karena menyentuh giginya, dia mungkin memang belum pernah melakukan ini dengan pria lain.

Aku segera mencabut penisku dan kodorong tubuhnya hingga terjatuh, kutarik kakinya dan aku lemparkan Jarsemku di kedua tangan dan perutnya. Kupegang kakinya dengan mantab, kumainkan penisku di luar vaginanya yang ternyata masih perawan. Mengetahui itu membuatku jadi tidak sabar, segera aku masukkan penisku dengan kasar, darah segar keluar dari dalam vaginanya yang masih sempit.

"Aaaaaaaaahhhhhhhhhh..." jeritnya.

"Gue bilang jangan teriak, GOBLOK!!!" bentakku.

"Sa-sakit... aaahhhh..."

"Ntar juga enak, berisik banget loe." aku semakin galak.

"Aaahhh... bang, ampun... Aaaaaaahhhh..."

"Ampun? Enak gini juga! Jujur, enak apa nggak? Loe nikmatin gak? Kalo loe ngerasa enak, gue lepasin sekarang nih, ayo bilang enak!!" perintahku.

"Eehhh... i-iya, bang, enak banget! Udah, bang. Lepasin, bang... Aaaahhhh..." dasahnya begitu seksi.

"Oh, enak ya? Berarti ga bakal gue lepasin, awkakwakwka..." tipuku.

"Bang, tapi... Aaaaaahhhhhhhh... memang enak, bang! Aaaahhh... Oooouuuuuhhhhh..."

Anjrit, berisik banget ini cewe ya, aku semakin cepat mengocok penisku, semakin cepat dan cepat.

"Aaaaaaaaahhhh... Eeeeemmmmmmmmm...!!" Dia orgasme, 
penisku berasa sangat hangat dan nikmat karena cairan yang keluar dari dalam vaginanya.

Singkat cerita, tiga jam aku memperkosanya, dia berkali-kali orgasme dan akhirnya pingsan. Aku meninggalkannya dan kembali ke rumah, hari ini sudah cukup, nyeri di penisku sudah berkurang, meskipun aku tidak bisa orgasme.

Maaf, Jumi, aku renggut perawanmu. Tubuhmu begitu nikmat, meskipun kamu sahabatku, tapi... maaf... aku benar-benar minta maaf. Aku menyesal dalam hati, tapi juga tidak dapat melupakan sensasi saat aku memperkosanya tadi.

***

Lain cerita, Jumi akhirnya tersadar. Dirasakan sakit yang teramat sangat dari vaginanya, berdarah dan basah. Dia merangkak menuju ke arah kamar mandi, tubuhnya lemas tidak dapat berdiri. Dia hanya bisa menangis mengingat apa yang terjadi dengannya tadi. Dia berusaha bangkit dan duduk di atas closet. Dibersihkannya vaginanya yang basah dan berdarah, sedikit perih tapi dia menahannya. Dia bangkit, menatap ke arah kaca di kamar mandi, dia memandang dirinya dan bertanya kenapa ini harus terjadi pada dirinya. Tiba-tiba sesosok wajah yang dikenalnya muncul di kaca, itu ayahnya, Beni.

"Babeh?!" Jumi kaget.

"Wahai anakku Juminten, bangkitlah." kata bayangan itu.

"Beh, Jumi udah... Jumi udah gak perawan lagi." tangis Jumi.

"Juminten, tariklah tali kecil di belakang kaca ini, maka kamu akan tahu rahasia dari keluarga kita. Lanjutkan apa yang telah enyak dan babemu kerjakan. Balaskan dendammu, Minten." ajak bayangan itu.

Ternyata bayangan itu adalah jin yang menyamar menjadi bayangan ayah Jumi, Sabeni van Dubleh. Sabeni sebenarnya adalah seorang profesor kawakan, kakek Jumi adalah seorang kompeni belanda yg pintar, Jonson van Dubleh. Sab
eni pura-pura menjadi juragan jengkol hanya untuk menutupi identitas aslinya. Istrinya Ipeh juga seorang profesor hebat. Mereka berdua sedang melakukan riset tentang ’Sex Toys Inovatif’, namun karena Ipeh meninggal lebih dulu, Sabeni menutup laboratoriumnya yang dia sembunyikan di balik kamar mandi putrinya, Juminten.

Juminten menarik tali kecil itu, tembok dan kaca kamar mandi mulai berpindah posisi, lalu muncul sebuah pintu baja dari balik itu. Jumi membuka pintu itu dan kaget dengan apa yang dilihatnya. Sebuah laboratorium yang penuh dengan alat-alat seks berteknologi tinggi. Dari semua alat tersebut ada sebuah alat yang mengambil perhatian Jumi, ’The Penis Flyer’ tertulis di sebuah plat besi di atas alat itu. Jumi berkeliling melihat satu-satu alat tersebut dan dia tersenyum lebar.

"WAHAI MANUSIA LABA - LABA BINAL, AKULAH MUSUHMU, AKULAH YANG AKAN MEMBUNUHMU!!!!" teriak Jumi.

***
Kembali ke Pendo sang Sexpiderman..

Aku terbangun, aku tidur pulas sekali malam ini. Astaga, sudah jam tiga sore. Udara pagi hari ini membuat penisku kembali sakit, ya ampun sampai kapan aku harus begini. Aku segera mandi karena hari ini aku harus kerja, seperti biasa menjadi juru foto, kali ini aku akan ke monas, mencari korban fotoku disana.

Singkat cerita, aku sudah sampai di monas. Hari ini libur, jadi lumayan banyak pengunjung yang datang ksini. Aku segera beraksi, pret, jepret, pret, jepret. Dalam waktu empat jam, aku sudah mendapatkan uang 250 ribu, hahaha... makin banyak orang bego aja. Sudahlah, cukup segitu saja hari ini, aku segera pulang karena penisku mulai bereaksi lagi, aku harus mencari korban baru. Aku menunggu hingga malam, saat suasana semakin sepi. Aku akan mencari korban disini, agar polisi tidak bisa melacakku.Aku pergi mencari tempat sepi, kukeluarkan kostumku dan aku mulai beraksi. Disini aku lebih leluasa berayun karena banyak gedung-gedung tinggi, aku jadi semakin bersemangat.

Akhirnya kutemukan seorang mangsa, wanita pulang kerja yang sedang jalan sendirian, aku gak peduli cantik atau gak, yang penting, NGEWE!! Aku meloncat dan seperti biasa aku langsung melemparkan Jarsem-ku, aku segera menindih tubuh wanita itu, dia berteriak tapi tidak mungkin ada yang mendengar disini. Segera kubuka pakaian wanita itu, tak pakai lama segera kunikmati tubuh montoknya.

Wanita itu meronta, namun apa daya seorang wanita melawan super pervert seperti aku? Kutancapkan penisku yang semakin membesar dalam memeknya. Dia menjerit keras saat penis besarku merobek vaginanya, kutarik tubuhnya ke atas. 
Dengan Jarsem-ku yang sangat elastis, aku bisa mempraktekkan gaya baru, ’Swing Style’. Menempatkan tubuh di atas jaring, lalu menggenjotnya keras. Seperti di ranjang, namun ini lebih membuatku terangsang.

Seperti biasa, aku tidak bisa juga orgasme, damn it! Serasa mau copot ini penisku, ngewe cuma bisa ngobatin pegal ini sesaat, 3 atau 4 jam lagi, rasa nyeri di ujung penisku terasa lagi.

Sedang asyik aku memperkosa wanita malang itu, tiba-tiba sebuah kilat melesat di sampingku dan... BUM!! Tubuhku terpental, pandanganku buyar. Aku hanya dapat melihat samar-samar, sebuah benda terbang, apakah itu? Belum sempat aku dapatkan penglihatanku lagi, tiba-tiba benda terbang itu melesat ke arahku, menghantam tubuhku dengan keras, aku kembali terpental. Sial, sakit!!

Kini aku dapat melihat jelas, mahluk apakah itu? Seorang wanita memakai pakaian serba ketat, bagian atasnya benar-benar ketat, sampai pentil besar wanita itu tampak menonjol, dan bagian bawahnya begitu nampak belahan memeknya.

Aku mencoba menyerangnya, kulemparkan Jarsemku, namun dengan mudah dia melewati dengan papan seluncurnya yang mirip penis, wah! Aku berayun mencoba menghindar dari setiap serangannya, salto, loncat, segala macam cara aku lakukan. Sial, wanita ini begitu cepat bergerak. Tiba-tiba sebuah penis besi ada melesat ke arah wajahku dan BANG!!! Aku terpelanting, kurasakan panas di wajahku! Kukira wajahku hancur, tapi topeng dari kondom ini ternyata mampu melindungi wajahku. Aku mencoba bangkit, namun tiba-tiba wanita terbang itu mengeluarkan dua buah benda, kecil dan bentuknya seperti penis. Tapi berbeda dengan bom penis yang dia lempar tadi. Kedua penis mini itu melesat cepat, aku menghindar bersalto, namun salah satu penis mini ini mengenai perutku. Hhhwwaaa! geli banget. Ternyata benda itu benar-benar dildo terbang, ngejar lagi!!!

Aku berlari ke arah wanita terbang, dia pun menerjangku. Di belakangku ada dua rudal melesat cepat, meskipun tidak berbahaya, tapi aku gelian dan bisa ganggu konsenku. Kalau dilempar bom lagi, bisa mati gue. Aku melompat tinggi, wanita terbang coba menerjang ke atas, tapi aku lebih cepat. Kulempar Jarsem tepat mengenai tangannya, dan satu lagu kulempar mengenai kakinya. Wanita terbang itu hilang kendali, lalu dua dildo terbang tadi tiba-tiba melesat ke arah vagina dan anus wanita terbang itu.

"Ehh, aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh!!!" jeritnya.

Astaga, senjata makan tuan! Wanita terbang terjatuh dari Penis Flyer-nya. Menahan sakit di memek dan anusnya yang tertancap senjatanya sendiri. Kunikmati pemandangan itu. Wow! tubuh seksinya itu mengingatkanku akan seseorang. Wanita terbang itu terbujur pingsan dengan kedua dildo bergetar menancap di memek dan anusnya. Astaga, birahiku kembali memuncak!!

Kucabut dildo yang menancap di memeknya, segera kuganti dengan penisku yang besar.Wanita terbang itu, sedikit bergerak dan meringis sakit. Kupercepat laju penisku, terdengar suara plak-plak-plak-plak-plak saat penisku menghantam dinding memeknya.

"Aaaaahhh... Eeeennnngggg... Sakit…" desah wanita itu.

Suara yang tidak asing bagiku, entahlah namun suara itu membuatku semakin bernafsu. Kulepas Jarsemku, kuganti posisi wanita itu menjadi nungging ala doggy style. Kucabut dildo yang menancap dalam di anusnya, kupasangakan kedua dildo tadi ke memeknya, dia mendesah keraaasss!!! 
ini dia, yang paling enak… KUTANCAPKAN PENISKU DIRECT HIT KE ANUSNYA!!

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh... Sakit! Ampuuuunnnnn...!"

ASTAGA!! Suara ini, aku ingat suara ini!!! Kubalik tubuh wanita itu, kucabut topengnya, dan ternyata... JUMINTEN!!!!

***

I Must Do Something

Kupeluk Jumi erat, aku sangat takut melihat tubuhnya yang lemas tak berdaya. 
Kutahan nafsuku dan kubawa Jumi pulang. Jumi tak sadarkan diri, aku hanya bisa menatap wajah polosnya dalam pakaian goblin super ketat itu. Semua ini salahku yang membuat Jumi menjadi seperti itu, mungkin kalau dulu aku tidak memperkosanya, dia tidak perlu bertindak sejauh ini. Sekarang yang paling penting adalah menjaga rahasiaku, jangan sampai Jumi tahu kalau aku ini adalah monster yang telah memperkosanya.

Aku duduk di atap rumahku, tempat biasa aku merenungi diri. Kenapa semua jadi seperti ini, kenapa aku berubah menjadi binatang liar yang tak terkontrol. Sambil pandangi penisku yang makin membesar tiap harinya, tubuhku terus saja menggigil meminta tumbal wanita-wanita lainnya. Adakah cara untuk menolongku?

Tiba-tiba aku melihat Marni Jane dibawah, ya tadi aku memang meneleponnya dan memberi tahu kabar tentang Jumi. Aku bilang Jumi menjadi korban kebiadaban manusia laba-laba mesum itu, padahal monster brengsek itu aku sendiri.

"Jumi..." tatap Marni sedih.

"Marni, kenapa harus jadi begini, Mar?" tangis Jumi.

"Semua pasti bisa kita lewati, aku dan Pendo pasti akan bantu kamu, Jum." kata Marni.

Dalam hati aku menangis, kalian tidak tahu yang memulai ini semua adalah aku. Aku yang merusak masa depan Jumi, sahabat kecilku. Aku harus lakukan sesuatu, aku harus cari obat dari penyakitku ini, aku harus!! Jangan sampai ada korban lain lagi, apalagi sampai Marni yang menjadi korban. Karena aku sadar semakin lama makin ga bisa aku kontrol nafsu binatangku ini.

Tiba-tiba aku teringat salah seorang dosenku di kampus, Bapak Agus. Dia adalah seorang dosen biologi yang terkenal, banyak karya-karyanya yang diakui dunia. Misalnya bahan bakar kendaraan dengan tinja manusia, pupuk dari sperma, dan pendaur ulang limbah kondom, mesin-mesin itu sudah mendapat sertifikat resmi. Mungkin bila aku ceritakan masalahku ini, dia akan tertarik.

Esok paginya segera aku ambil sepedaku, aku menuju kampusku untuk menemui Dokter genius itu. Singkat cerita, aku akhirnya berhasil menemuinya.

"Pak, ada yang mau saya omongin," basa-basiku.

"Apaan? jangan bilang kamu mau minjem duit lagi, duit yang 150rebu dulu aja blom loe balikin. Loe emang pinter, tapi bukan berarti loe boleh ngutang sama dosen loe." katanya kesal.

"Et dah, dengerin dulu napa, pak. Saya punya sesuatu yang pasti bapak suka." tawarku.

"Apaan? loe tau ayam kampus di kampus kita ya? Eh, boleh tuh, mumpung istri bapak lagi keluar kota, yang mana? Cantik ga?" Lah, kok ga nyambung ini dosen.

"Buset dah, udah ke lab bapak dulu deh," kesel juga gue lama-lama.

Aku ceritakan kejadian semuanya, dengan perjanjian dia ga boleh sebar luaskan ’kelebihan’ aku ini, kalau sampe bocor aku ga bakal ngasih dia nomer cewek-cewek bandel di kampus lagi. Dia semakin tertarik saat aku tunjukan penis besarku kepadanya.

"Gimana, pak?" tanyaku.

"Wah, beruntung banget loe, kontol loe gede banget, hahaha..." ledeknya.

"Hoi-hoi, serius dikit napa!" kesel beneran lama-lama.

"Iya-iya... ok, gini aja, bapak ambil sampel darah, dan semua yang bapak butuhkan. Bapak ga bisa janji, tapi bapak akan usaha cari penangkalnya." katanya.

Aku pun menurut dan dengan sedikit perasaan lega aku tinggalkan kampus kembali ke rumah. Jumi ternyata masih di rumahku, dia masih terbaring lemas di kamarku. 
Bibi yang menjaganya. Melihat wajahnya semakin aku merasa bersalah, aku memutuskan untuk pergi sementara sampai kondisi Jumi membaik. Malam ini aku harus beraksi lagi mencari pengobatan dari horny-ku yang berlebih ini.

***

# The Hope That Called ‘ANTIDOTE’

Singkat cerita, sebulan telah berlalu dari kejadian aku bertarung hebat dengan Jumi, kondisi Jumi sudah membaik, meskipun dia masih harus merasa perih setiap buang air besar. Kondisi psikologi Jumi juga sudah membaik, tapi dia masih trauma dengan tempat gelap. Karena itu, sudah sebulan ini dia menetap di rumahku. Dan dengan kabarku sendiri, dalam sebulan ini kabar tentang ‘diriku’ makin gencar dicari para wartawan. Mulai banyak spekulasi dari para-para ahli tentang siapa sebenarnya manusia laba-laba mesum yang sudah memperkosa ratusan wanita Jakarta. Banyak yang bilang kalau aku ini adalah jelmaan dari siluman, ada juga yang bilang aku adalah orang yang ikut pesugihan, bahkan salah satu majalah asing ternama menjadikan aku tajuk utama dengan judul ‘The Pervert Alien Spider’.

Aku duduk di kamarku, sambil memperbaiki kostum kondom rasa ikan asin kebanggaanku. Tiba-tiba, pidip-pidip, handphoneku berbunyi, pidip-pidip begitu bunyinya. Dokter Agus!! Ada kabar apa dari dia ya!

"Oi, Pendo, gue udah bisa teliti sample darah loe." ucapnya.

"Bener, pak? Terus-terus?" tanyaku cemas.

"Ternyata susunan dari darah loe yang terkontaminasi itu unik banget, ini bisa dibilang bisa ngasih kekuatan ke siapa pun, ini terobosan baru, dari darah loe bisa diciptain banyak obat!! kanker, tumor, bahkan AIDS!!!" ujarnya semangat.

"Tapi.. apa ada obat untuk saya, pak?" tanyaku.

"Untuk itu... udah, loe dateng kesini dulu deh, Ndo." jawabnya ragu.

Aku segera mandi, kusimpan kostumku ke dalam tasku. Dan segera aku berangkat menuju kampus. Sial, tiba-tiba hujan lebat dan gue ga bisa ngapa-ngapain kecuali nunggu sampai reda. 
Ya maklum, gue naik sepeda.

***

Lain sisi dari cerita…

Dokter Agus yang jenius berhasil membuat serum dari extract darah Pendo. Dia begitu bersemangat untuk mencobanya, dari kesepuluh tikus percobaan yang dia suntikan serum itu, semuanya bereaksi bagus, asal diberikan dosis yang tepat. Dosis yang berlebih akan membuat tubuh tikus itu menjadi tidak bisa mengontrol serum itu sendiri. Serum akan menjadi liar dan mengambil alih tubuh dari tikus percobaan itu.

Dokter Agus masih belum puas, dia harus mencari dosis yang tepat, agar serum ini bisa jadi suatu penemuan terhebat sepanjang sejarah kedokteran di Indonesia. 
Sebulan ini dia berkerja lembur dan sekarang saatnya untuk istirahat sejenak. Dia membereskan seluruh perlengkapan laboratoriumnya dan yang terkahir dia harus menyimpan serum-serum itu dengan baik dan aman. Hujan diluar dan udara dingin yang menusuk, membuat Dokter Agus semakin mengantuk. Dengan lemas dia berjalan menuju lemari pendingin khusus untuk menyimpan serum-serum itu. Tiba-tiba sebuah petir menyambar keras tepat di sebuah pohon di luar laboratorium. Kilat yang begitu besar membuat Dokter Agus yang latahan, kaget.

"DDHHUUUAAARRRRR...!!" suara petir menyambar pohon.

"Eh, copot kontol... kontol copot.. 
eh, copot-copot! Dasar petir copot.. eh, petir kontol.." latahnya.

Tak sengaja terlemparlah tumpukan serum itu, Dokter Agus mencoba menangkapnya. Namun sayang, tiga dari suntikan serum itu malah menancap di tubuhnya. Malapetaka besar akan terjadi. Dokter Agus, terbujur lemas menahan sakit karena serum itu perlahan masuk dan bersatu dengan darahnya. Apakah yang akan terjadi dengan dokter Agus?

***
Kembali ke cerita utama...

Hujan sudah reda, tak sabar langsung aku kayuh sepedaku menuju kampus. Mudah-mudahan Dokter Agus mesum itu bisa menemukan obatnya. Dokter Agus memang genius, tapi sayang mesumnya suka kelewatan, sering sekali dia kedapatan memotret celana dalam para mahasiswi, dia juga hidung belang, biarpun umurnya sudah tua, dia rela membayar berapa pun demi seorang gadis muda yang mau tidur dengannya. Yang lebih parah, dia memiliki fetish yaitu ANAL. Kelakuan bejatnya ini yang membuat dia sering diledek oleh mahasiswa lain dengan julukan, Prof. Sodom atau Dok. Sodom.

Sebentar lagi aku sampai di kampus. Namun aku kaget, para mahasiswa berlarian keluar, sambil berteriak histeris, susah bagiku untuk masuk karena terdesak oleh mereka yang berlarian keluar kampus.

"KEBAKARAN! 
TOLONG!" teriak salah satu mahasiswa.

"MONSTER!!" teriak mahasiswa yang lain.

"LARI! ADA RAZIA!" teriak salah seorang bencong yang ikut sibuk di tengah kerumunan.

Aku heran, kutarik salah seorang mahasiswa yang ketakutan dan kutanyai.
"Oi, ada apaan?" tanyaku.

"Anu… itu ada… itu..." jawabnya panik.

"Tenang, bro, ada apaan?!" tanyaku lagi.

"Monster! Ada monster ngamuk di kampus!" jawabnya sambil pergi kabur.

Monster? 
Maksudnya apaan nih? Makin aneh aja deh. Kutaruh sepedaku, segera kuambil jalan lewat belakang, jalan rahasia tempat aku sering kabur dari kampus. Astaga, kondisi kampusku porak poranda, kulihat banyak gedung yang rusak. Seperti ada kekuatan besar yang menghancurkannya. Aku mencoba menyelidiki lebih dalam, lalu aku melihat Marni Jane sedang berlari dalam satu kerumunan itu. Aku mencoba menghampirinya, bermaksud memberitahu jalan cepet untuk kabur. Namun tiba-tiba sesosok makhluk raksasa muncul, tingginya setara dengan bangunan tingkat tiga, astaga!!!
Tubuh mahluk itu berwarna putih, berlendir, dan berbau amis. Dan aku baru sadar ternyata mahluk itu ada kumpulan dari SPERMA! OMG!!

Aku berlari memanggil Marni, aku berlari sekuat tenaga. Namun telat, monster raksasa itu telah berhasil menangkap Marni lebih dulu. Reflex kulemparkan Jarsemku, kutarik tangan monster itu dengan Jarsemku, namun aku malah terlempar kalah oleh kekuatan super dari monster itu.

"Gyahaha! PENDO GOBLOK! LOE PIKIR BISA NGALAHIN GUE HAH? 
LIAT HASIL KARYA GUE, KEKUATAN SEMPURNA!" suara monster itu galak.

"Astaga, Dokter AGUS! SADAR, PAK!!" ya, itu dokter Agus, karena ga mungkin orang lain.

"SADAR? LOE YANG HARUS SADAR DAN KASIH SEMUA DARAH LOE, GUE BAKAL JADI MAKHLUK PALING KUAT DI DUNIA, GYAHAHA!!" ucapnya sangar.

Aku berayun berusaha menyerangnya, namun apa daya, seluruh seranganku tidak berpengaruh. Tubuh lembeknya membuatnya kebal dari pukulan, bahkan Jarsemku pun tidak ada gunanya. Kulemparkan Jarsemku ke sebuah mobil yang terparkir, kutarik sekuat tenaga mobil itu dan aku lemparkan ke arah Dr.Sodom itu. Astaga, mobil itu tertelan masuk ke dalam tubuhnya, bagaimana cara aku mengalahkannya?

Aku semakin panik ketika kulihat Dr.Sodom mempereteli seluruh pakaian Marni Jane.Tubuh unik Dr.Sodom dapat berubah ke berbagai macam bentuk. Diangkatnya tubuh Marni ke udara, sehingga aku bisa melihat tubuh Marni yang bugil tergantung di udara.

"PENDOOO... TOLOOOONG!!!!!" teriak Marni histeris.

"TUNGGU, MARNI, GUE BAKAL KESITU!" meskipun gue ga tau gimana caranya.

Tiba-tiba sebuah tentakel keluar dari tubuh Dr.Sodom, menjelajahi tubuh Marni. Tentakel itu meremas-remas toket Marni, menggesek-gesek memeknya, dan ada tentakel yang keluar masuk tubuh Marni.

"GYAHAHA, PENDO! KALAU LOE MAU TEMEN LOE INI SELAMAT, SERAHIN SEMUA DARAH LOE!" kata Dr.Sodom.

"..." gue bingung harus ngapain.

Tiba-tiba sebuah tentakel melesat cepat, menembus pantat Marni. Marni menjerit keras, aku ga bisa membayangkan rasa sakit yang dia alami. Aku semakin panik, namun di sisi lain aku menikmati pemandangan ini. Ah! Ga boleh, aku harus melakukan sesuatu.

"OI, DOKTER! AMBIL DARAH GUE SEPUAS LOE! 
TAPI LEPASIN MARNI!" ucap gue.

Tiba-tiba sosok raksasa Dr.Sodom perlahan menciut, mengecil, dan makin mengecil. Sampai akhirnya dia hanya setinggi dua meter. Namun meskipun begitu, Marni masih dalam siksaannya. Semakin dekat, semakin jelas aku bisa melihat apa yang terjadi dengan Marni. Aku bisa melihat toketnya yang selama ini aku idam-idamkan, pentilnya yang berwarna merah, dan ukuran toket yang bisa dibilang TOGE!! Aku menelan ludah, antara panik atau puas melihat apa yang terjadi dengan tubuh Marni. Salah satu tentakel terlihat indah keluar masuk di tubuh Marni, diiringi bunyi slup-plok-slup-slup yang membuatku merinding. Memek Marni terlihat indah dengan bulu-bulunya yang tipis namun teratur, tiba-tiba tentakel itu membuka kedua paha Marni dan menariknya ke samping. Aku bisa melihat jelas memek Marni yang menantang dan basah, seolah-olah bilang, ”SODOK AKU, PLEASE!!"

"Aahhhh... Pendo... Aaahhh... Tolong aku.. Eeemmm.." desahnya.

"..." aku hanya bisa diam.

"LIAT, NDO. KALAU LOE KASIH DARAH LOE, GUE BISA UBAH LOE JADI KAYAK GUE, LOE BISA PERKOSA SEMUA WANITA YANG LOE MAU, ARTIS, MODEL, BINTANG JAV, SEMUA YANG LOE MAU, BISA! KURANG APA, NDO?" tawarnya licik.

"Emm, Pendooo... Jangaaann... Aarrgghhh... Aaaaahhh..." desah Marni.

"Ok, loe boleh ambil darah gue, tapi lepasin Marni." jawabku.

Lima buah tentakel melayang ke arahku, menusuk di kedua tangan, kedua kaki, dan dadaku. Aku merasa darahku dengan cepat tersedot, aku makin melemas, dan pandaganku mulai buyar. Aku mulai berpikir, begini akhirnya? Masa mudaku yang tragis? Hidupku yang sia-sia? Aku seorang yatim, aku berkerja mati-matian demi hidup, aku belajar menjadi pintar, hanya untuk melihat wanita yang aku sayangi diperkosa, sedangkan aku terbujur lemah kehabisan darah?

Kelima tentakel itu terlepas, dilemparnya tubuh bugil Marni ke arahku. Dr.Sodom tertawa puas, tubuhnya mulai berubah warna, dari warna putih sperma perlahan berubah menjadi pink. Huek, jijik aku melihatnya. Aku mencoba merangkak menghampiri Marni, Marni terisak menangis menahan sakit. Kulihat darah keluar dari anusnya, betapa menderitanya Marni. Tubuh Dr.Sodom mulai terbentuk, tadinya hanya sesosok monster tak berupa, kini mulai berubah menjadi bentuk manusia dengan otot yang sangat besar, dua kali lipat dari Hulk, pahlawan hijau di film-film Hollywood. Tapi bedanya, Dr.Sodom berwarna pink sok imut, huek! Setelah tubuhnya terbentuk sempurnya, Dr.Sodom segera pergi mencari wanita yang sedang berusaha lari, ditangkap lalu diperkosanya, sungguh malang nasib wanita-wanita itu.

Aku merangkak mendekati Marni. "Mar, aargghhh... Mar..." rintihku.

"Pendo..." jawabnya lemas.

"Maaf, gue harus buat loe tersiksa gini, Mar. Maaf, ini semua salah gue."  sesalku.

"Bukan, Ndo. Bukan..." tangis Marni sambil memegangi pantatnya yang berdarah.

"Sebelum gue mati, gue cuma mau bilang, I LOVE YOU, Marni! Gue sayang sama loe dari TK, dari loe ngasih gue permen kojek itu, hiks... kenapa harus jadi gini sebelum gue bisa dapet kesempatan sama loe?" tangis gue.

"Pendo, kenapa loe ga bilang dari dulu? Gue juga sayang sama loe, Ndo. Gue sayang banget sama loe." tangis Marni.

Kuhampiri tubuh Marni, kucium bibir tipisnya. Aku peluk tubuh bugilnya, lalu aku mulai berpikir. Sebelum gue mati, gue pengen ngerasain ML sama orang yang gue sayang, gue masih ada sdikit tenaga untuk itu. Mulai gue remas-remas toket Marni sambil gue terus ciumin dan mainin lidah gue di mulutnya. Marni membalasnya dengan mengelus-elus dadaku. 
Karena waktu sedikit, segera kutindih tubuh Marni.

"Marni, sebelum gue mati, ini yang gue mau..." ucapku lirih.

"Iya, Ndo. Gue rela ngasih perawan gue ke loe..." jawab Marni dengan senyumnya.

Aku masukin kontolku yang besar ini ke dalam lubang perawan Marni. Dengan perlahan aku masukkan karena aku ga mau menambah rasa sakit Marni.

"Eemm... gede banget, Ndo... Ooooohhhh..." desahnya.

"Eerrgghh.. mentok, Mar." sambil gue kocok penis gue di memeknya.

"Eemm... Aahhhh... Ndooo... Eeemmm..." desahnya.

"Eerrggghhh..." desahku lalu kucium bibir tipisnya.

Sebuah perasaan yang aneh dan berbeda. Aku benar-benar merasa kenikmatan yang luar biasa dari memek Marni, berbeda dengan memek wanita lain yang sering aku perkosa. Dan tiba-tiba sesuatu yang tidak aku duga terjadi, ya aku merasa kalau aku akan NGECROT!!!

Kupercepat kocokanku, makin cepat, Marni pun makin mendesah keenakan. 
Dan tiba-tiba, ”AAARRRGGHHHHHHHH...!!!”

Seluruh sperma yang selama ini mampet, keluar bak air dari ledeng. Tidak berhenti-berhenti, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sebuah orgasme yang luar biasa, tidak henti-hentinya. Spermaku sampai menyembur keluar dari memek Marni, Marni menggeliat keenakan menerima sperma super dariku. Hampir satu menit sperma itu terus mengalir kencang dari kotolku dan akhirnya berhenti. Marni langsung terlelap lemas tak sanggup menahan spermaku yang mungkin lebih dari satu liter ini.

Aku merasakan sesuatu yang aneh, tubuhku serasa sangat ringan. Kontolku yang tadinya besar mulai kembali ke ukuran semula, begitu juga bijiku. Tenagaku yang hilang seakan kembali utuh, bahkan aku lebih bersemangat, otot-ototku yang besar menjadi semakin besar. Aku berdiri tegak memandang tubuh Marni yang tergeletak lemas, kugendong dan kuletakkan di bawah sebuah pohon, kucari tasku, kuambil kostum kebanggaanku.

THE SEXPIDERMAN IS BACK!! THIS IS TIME FOR REVENGE!!

Kupakai kostumku, aku berlari ke arah Dr.Sodom yang sedang asyik memperkosa wanita-wanita, sudah banyak wanita bugil yang tergeletak lemas menjadi korbannya. Aku berlari dengan amat cepat, lalu aku melompat ke arahnya, dan BAMMM!!! sebuah pukulan telak mengenai wajah monster pink itu. Sedangkan wanita yang sedang diperkosanya terpental. Aku lancarkan serangan kedua, terjadi pertarungan yang hebat antara aku dengan Dr.Sodom. Kurasakan tenaga lima kali lipat dari sebelumnya, kini setiap pukulanku benar-benar terasa. Dr.Sodom kewalahan melawanku, dia marah, meloncat mencoba menyerangku. Kulemparkan Jarsemku yang kini berubah menjadi lebih tebal dan kuat. Kubanting tubuhnya ke tanah dan dengan cepat segera kubuat ’rumah jaring’ ciri khasku. Kutarik tubuh Dr.Sodom ke tengah rumah jaringku.

"INI YANG LOE MAU, DOKTER BANGSAT?!!" makiku.

"AMPUN, NDO. 
GUE KHILAF, MAAFIN GUE, NDO!!" rengeknya.

"APE? LOE UDAH NYODOMI CEWE GUE, MAU MINTA MAAF LOE?!!" bentak gue.

"GUE BISA CARIIN OBAT BUAT LOE. BENER, NDO, LOE MAU SEMBUH KAN?" rayunya.

"OBAT?!" jawabku sinis.

Aku melompat ke samping, kulihat sebuah tiang baja yg terputus di sebuah bangunan yang tengah rusak. Kulemparkan Jarsemku, kutarik baja itu ke arahku, lalu aku meloncat, tinggi!! Dengan seluruh kekuatanku, kulemparkan baja itu ke arah Dr.Sodom...

"OBAT?! GUE UDAH SEMBUH!! BANGSAAAT! 
MAMPUS LOE!!" sambil gue lempar baja itu.

"PENDOOOO!!!" teriak Dr.Sodom.

"CCCCCRRRRRROOOOOOOTTTT!!!" Suara tiang baja tadi menembus tubuh Dr.Sodom, darah muncrat kemana-mana, dan Dr.Sodom tewas dengan perut terhunus tiang baja.

Berakhirlah mimpi buruk ini, berakhirlah semuanya. 
Kuhampiri Marni Jane dan kukecup keningnya, kugendong dia pulang. Sekarang semuanya akan baik-baik saja.

***

Dua Tahun Kemudian...

Kejadian dua tahun lalu dianggap sebuah kesalahan dari laboratorium dan Dr.Sodom dianggap sebagai manusia laba-laba yang selama ini meneror warga Jakarta. Sedangkan aku sudah sembuh dari penyakitku, tapi aku masih memiliki kekuatan laba-laba binal itu, hanya saja nafsu gilaku sudah hilang, kini aku seorang pria dengan nafsu birahi normal. Lagipula kalau aku nafsu, aku sudah punya dua orang istri yang siap melayaniku, ya tak lain tak bukan mereka adalah Jumi dan Marni. Betapa beruntungnya aku.

Aku duduk di atas atap rumahku, ditemani kedua istriku yang cantik. Mencoba mengingat masa laluku yang begitu seru. Tiba-tiba kudengar berita di radio, terjadi perampokan di sebuah bank di daerah Jakarta Selatan. Kutatap wajah kedua istriku, mereka tersenyum, lalu Marni mengambil sebuah koper dari kamarku, ya sebuah kostum rancangan kedua istriku, bukan lagi berbahan kondom ikan asin buatanku, kali ini benar-benar kostum.
Sebuah baju berwana merah dan biru, dengan logo ‘Playboy’ di tengahnya. Dengan bangga kupakai kostum itu. Setelah mencium kedua istriku, aku pergi berayun diantara tiang-tiang listrik.

Aku bukanlah lagi seorang penjahat mesum, aku bukanlah lagi monster, kini aku adalah seorang pahlawan bagi kota metropolitan Jakarta.

WHO IM I?

I'M SEXPIDERMAN...

END