Jumat, 29 November 2013

tante aini

Tante Aini 

tante Aini Itu Salah Satu Tetanggaku Dia Berumumur 26 Baru Saja Melahirkan Anak 5 Bulan Yang Lalu, Dengan payudara Yang Besar Menurutku Sih ukuran 34B Dan Pinggul Yang Bohay jelas mampu Menyihir Siapapun termasuk Aku Yang Selalu menjadikan nya sebagai Objek Coliku.
Oh ya Perkenalkan namaku Sydien Umur 16 tahun Namun Bernti Sekolah Memilih kerja Badanku Hitam Tegap Bak seorang TNI yang Lagi Bertugas.
siang Itu panas sekali jadi aku ddiam dirumah saja malas bekerja Terlihat dari Halaman rumahku tante Aini sedang menjemur pakaian hanya Menggunakan Tanktop Ungu Dan Jeans pendek sehingga memarkan bentuk tubuhnya terlihat sekali tante Aini tidak Memakai BH Siang Itu tak Lamapun tante Aini Menyudahi menjemur pakainya,
ah tante Aini nya sudah masuk Shittlah Makiku sendiri.
Ah Sambil Merokok Nyanyi Ah 
" Sejujurnya Kutak Bisaaa Hidup tanpa Ada Kamu Aku Gila" namun disela sela aku Nyanyi Kak Aini pun memanggilku.
" Dien Dien Sini Tante Minta tolong " panggil tante 
" Ia Tan bentar " bicaraku
ada Apa tan ? daripada kamu nyanyi Nggk Jelas ditambah Berisik mending Kamu bantuin tante beliin Gas Ke Warung ! yaudah tan mna gas nya ? itu didalem Kamu Ambil aja kalo sudah beli gas nya kamu pasangin yah tante nggk bisa soalnya, ia tan , yaudah tante mau mandi dulu .
Akupun ngeloyor Masuk ke Dapur Sambil Membuka Gas dan pergi begitu Saja setelah gas sudah dibeli akupun Langsung masuk saja . tante Ini sudah dipasang lagi, yasudah Kamu tunggu didepan.
cussss Nyalakan Rokok Mild Ku, 
" Dienn Dienn sini Lagi !" 
" Ini si tante Berisik amat ada apa sih !
" Dien ambiliin Tante Anduk donk disana tuh terlihat Menunjuk ke arah kamarnya " wah anaknya Lucu kaya tantenya
" Ini tan " 
" Makasih Dien "
tak Lama tante aini pun keluar hanya mengenakan anduk dan Rambut yang basah sambil Mengerikan rambutnya terlihat sekali Bodinya Yang Bahenol Itu dan Bulu Ketek nya Yang Lebatt ..
" tan Ko ttante Ini cakep Cakep Bulu Ketek dipiayara " 
" hahahaha nggk apa apa Dien awas kamu ngomong nanti sange lagi Ngeliat Bulu ketek tante " candanya Haha 
" emang tante Kalo aku sange kenapa ? Haha 
" Nih Jilatin Ketek tante Ayoo katanya Sange " tante meledek
" siapa takut tan " cuma tante atuh haha
" Cepet Jilatin Nihh ketek " 
Slurrreeppp Slruuup pertama Tama kumainkan Keteknya dari yang kiri dan kanan dilanjut dengan Dijilat 
slruuuup slruupp bunyi bibirku di ketekna " hmmm " terdengar desah tante , kamu kunci dulu pintunya yah.
udah dikunci Dien ? udah tante ! yaudah bawa tante kekamr yah kamu jilatin truss tuh ketek tante dienn ..
tak terasa handuk tadi pun Lepas dan kini aku sudah pindah menjilati ketek yang sebelah dan tanganku pun tak lupa meremasi susunya itu yang gede ..
" Hmm enaak dien  Jilatan Kamu Jilat teruss ketek tante dienn terus Remas itu susu biar kenceng " 
tangan tante kini Mulai Aktif dibukanya celanaku dan dipelorotkannya Sempak ku 
Kontol kamu gede yah dienn ? gedean mana tan sama punya Si Mas ? tanyaku disela sela menjilati ketek dan meremasi susunya.
gede an kamu lah jelas din, aahhh stop dien pindah Kita 69 Din, gimana itu tante ? nih kamu jilatin Memek ttante tante jilatin Kontol Kamu " 
Ooooohh enak Jilatan kamu dien Jilatin terus Ayoo Jilatin terus memek tante puasinn tantee "
Ohhh Ia tante Memek tante Enak Rasanya Asiiin tak Lama Tante Pun Mengejang dan memegang Kuat kuatt ..
oooohhh enaaakkkk Sudah dien masukin Yah Bentar tante masih belum puas tante diatas .
Jlebbbb terdengar Bunyi Masuknya Kontolku Ke Memek tante Tante Pun Mulai Menggoyang Kan Badannya.
ahh ahh Enak Sekali Kontolkamu dienn Ahh ahh Memek ttante Nyesek Sekali Rasanya, Memek tante Juga Enakkk Ooohh Goyangan tantee Apalagii Ohh ..
Pindah Pindah cepett Bawa Tante Ke Puncak Cepet Dogy Style ! 
Cepett Ah Ah Goyangin Cepet Anjing Ah Ah .. Desahan demi Desahan Makin Hot Dikeluarkan tante dan Keringat Mulai Bercucuran .
ah Ahhhh Entot Tantee Puasin Tante sepeuasnya Kamu Dien Sayang Ah Ahhhhhhhh ...
Tante Coba Gaya Laiin ..
Akupun Langsung Berdiri Menyandar Ketembok .. 
Sini Cepat Memek Sinii Ahh ..
ahhhhh enak gaya Ini Dienn Terus Biar Cepat anjing Oh Oh Oh Fuck Kontol .
Aku Mau Keluarr tantee Ohhh Mekkkkkkk eenaakk
Keluarin Didalam Bangsatt Siramm Memek Tante sama Air Manii Cepett tante Jugaa Mau Keluarr ..
Ahhhhhhhhhh kami Pun Merasakan Puncak Kenikmatan Yang Indah Dan tante Pun Multi Orgasme .. 
Kontol Kamu Sangat Hebat Dien Puji tante , Memek ttante Pun Enaakkkk ... 

Dan kami Pun tertidur ditengah Bayi Dengan Keadaan telanjang .

Sabtu, 16 November 2013

Pesona Ketek Indoo





Kopi Gingseng 7

Di kamar Ceu Entin tidak ada tempat tidur, kasur busanya yang tipis hanya digelar di lantai dengan dialasi tikar plastik. Satu-satunya perlengkapan yang ada hanyalah lemari kecil yang terbuat dari tripleks sebagai sarana menyimpan pakaiannya.



Mata Ceu Entin terbelalak melihat batang kemaluanku yang sudah sangat tegak menunjuk langit-langit kamarnya. Tanpa memberi kesempatan lebih banyak buat Ceu Entin untuk melihat seluruh tubuh telanjangku, segera saja tubuh telanjang Ceu Entin yang masih berdiri kuraih dalam pelukanku. Kulingkarkan salah satu tanganku ke belakang dan langsung bergerak lembut mengelus punggungnya.

Tanganku bergerak menyusur sepanjang tulang punggungnya dan hinggap di pantatnya yang kenyal. Tanganku yang satunya segera menuju buah dadanya yang masih ditutupi tangannya. Kusingkirkan tangannya yang menutupi buah dadanya dan kubimbing ke arah selangkanganku. Mula-mula tangannya agak kaku memegang batang kemaluanku. Sedikit demi sedikit tangannya mulai lincah meremas dan mengurut batang kemaluanku.

"Ohh.. Enn.. Akkhh Ceu.. Ter.. Rushh" desisku saat tangan Ceu Entin semakin lincah mengurut batang kemaluanku.

Bibirku kembali menyergap mulutnya dan segera mengulum bibirnya. Lidahku kususupkan ke dalam mulutnya dan mulai mendorong-dorong lidahnya. Lidah Ceu Entin pun membalas serbuan lidahku. Tanganku segera mengarah ke buah dada Ceu Entin dan mulai meremas serta memilin puting buah dadanya.

"Sshh.. Ohh.. Mass..!" mulut Ceu Entin mendesis-desis saat jari-jariku memilin puting buah dadanya.

Tangan Ceu Entin semakin liar begerak di salangkanganku. Dari mengurut tangannya beralih mulai meremas biji pelirku dengan gemas. Beberapa jurus kemudian kudorong tubuh Ceu Entin hingga berbaring telentang di kasurnya yang tipis. Tubuhke segera menggumuli tubuh telanjangnya.

Kusibakkan kedua pahanya lebar-lebar hingga gundukan bukit kemaluan terbuka lebar. Kutindih tubuhnya dengan batang kemaluanku yang keras menempel ketat di gundukan bukit kemaluannya yang sudah semakin basah. Mulutku segera saja menyerbu buah dadanya yang menantang.

"Emhh.. Ohh.. Masshh.." mulut Ceu Entin tak henti-hentinya mendesis-desis.

Tangan Ceu Entin meremas-remas rambutku. Tubuhnya menggelinjang dalam tindihan tubuhku sehingga batang kemaluanku yang menempel ketat di bukit kemaluannya tergesek-gesek nikmat. Hangat sekali rasanya! Apalagi keluarnya cairan licin yang keluar dari celah memanjang di bukit kemaluannya menambah lancarnya gesekan batang kemaluanku.

"Ja.. Jang.. An mass.." desis Ceu Entin sambil mencoba menutupi bukit kemaluannya saat mulutku mulai mendekat ke bukit kemaluannya yang terbuka lebar.
"Ceu Ceu Ma.. Malu"

Aku tak mempedulikan permintaannya. Kupegang tangannya dan kusingkirkan dari bukit kemaluannya, wajahku segera menempel bukit kemaluannya. Tercium aroma khas bau kelamin perempuan yang sangat merangsang gairah kelelakianku.

Tubuh Ceu Entin terhenyak, pantatnya terangkat menyambut tekanan wajahku saat lidahku mulai menyeruak di celah yang terbentang di antara gundukan bukit kemaluannya. Lidahku semakin menyeruak lebih dalam menggesek-gesek dinding celah kemaluannya.

"Ahh.. Mass.. Ouch.." Tubuh Ceu Entin menghentak-hentak sementara mulutnya terus mendesis-desis.

Tangannya yang memegang kepalaku tanpa sadar menekan kepalaku agar lebih ketat menekan bukit kemaluannya. Aku gelagapan karena sulit bernapas. Lidah dan mulutku semakin liar merangsek dan menjilati lubang kemaluannya.

"Akhh.. Ceu.. Ceu.. Su.. Su.. Dahh.." Ceu Entin tak mampu meneruskan ucapannya.

Tubuhnya menggelepar hebat. Pantatnya terangkat-angkat menyambut rangsekan wajahku. Kedua kakinya melingkar mengepit punggungku. Tubuhnya semakin bergerak liar selama beberapa saat lalu terdiam. Dadanya turun naik mencoba mengatur napasnya. Matanya terpejam dan bibirnya mengatup rapat menandakan masih mencoba menghayati kenikmatan yang baru saja diraihnya.

Setelah napasnya mulai teratur, aku segera menempatkan diriku sejajar dengan tubuhnya di antara kedua pahanya yang terbuka. Kuarahkan batang kemaluanku di tengah-tengah celah bukit kemaluannya yang basah dan licin lalu kudorong pantatku pelan-pelan. Bless..! Perlahan-lahan kepala batang kemaluanku mulai menerobos celah sempit hangat di tengah bukit kemaluannya.

"Ughh..!!" napasku sedikit tertahan merasakan betapa nikmatnya batang kemaluanku terjepit erat dalam lubang kemaluan Ceu Entin.

Aku merasa kepala batang kemaluanku berdenyut-denyut saat tanpa dikomando pantat Ceu Entin bergerak memutar secara perlahan. Goyang ciranjang dari Ceu Entin begitu melenakan! Napsuku yang sedari tadi sudah berkobar semakin menggebu. Perutku serasa kejang saat batang kemaluanku serasa dipilin di dalam jepitan lubang kemaluan Ceu Entin.

"Ugh.. Ceu.. Terusshh.. Ceu.."

Aku semakin mempercepat ayunan pantatku maju mundur. Aliran desakan magma seolah siap meledak dan mengumpul di ujung kepala kemaluanku. Ceu Entin pun menggoyangkan pantatnya dengan semakin menggila.

"Masshh.. Ter.. Russhh" desahnya sambil memutar pantatnya. Kedua kakinya menggapit pinggangku dengan ketat.

Mataku seperti kabur menahan gelora kenikmatan yang amat sangat. Aku mengayunkan pantatku sekuat tenaga menghunjamkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya ke dalam jepitan lubang kemaluan Ceu Entin. Kepala batang kemaluanku serasa berdenyut-denyut hendak menumpahkan semua tekanan yang menggumpal di dalamnya.

Crrut.. Crrt.. Crrt.. Crutt!!

"Arghh.. Ter.. Rushh.. Ceu.." aku menggeram sambil menggigit pundak Ceu Entin saat batang kemaluanku menyemburkan cairan kental ke dalam mulut rahim Ceu Entin.

Pantat Ceu Entin kuremas kuat-kuat berusaha menekankan bukit kemaluannya ke arah batang kemaluanku agar semakin erat menjepit batang kemaluanku. Tubuhku berkejat-kejat di atas perut Ceu Entin. Tubuh Ceu Entin pun bergerak liar. Lubang kemaluannya berdenyut-denyut menjepit batang kemaluanku yang tertancap dalam didalamnya. Tubuhnya menggelepar dengan liarnya. Akhirnya kami sama-sama terdiam. Napas kami saling berlomba. Kami mencapai orgasme secara bersamaan. Kulirik wajah Ceu Entin, matanya nampak terpejam.

Kubiarkan batang kemaluanku tetap menancap. Perlahan-lahan aku merasakan jepitan lubang kemaluan Ceu Entin semakin mengendur karena batang kemaluanku mulai mengerut. Akhirnya jepitan lubang kemaluan cue Entin terlepas dengan sendirinya dari batang kemaluanku. Aku menggulingkan tubuhku ke samping tubuh telanjang Ceu Entin dan tetap memeluk tubuh telanjangnya sambil mengatur napas.

"Ceu Entin heibat sekali.. Aku sayang sama Ceu-Ceu.." bisikku di telinganya.
"Si Mas juga hebat.. Ceu-Ceu sampai kewalahan melayani si Mas.." balasnya sambil tersenyum malu.
"Eh.. Ceu-Ceu udah berapa lama enggak beginian" tanyaku. Wajahnya merona karena malu.
"Terakhir.. Mungkin sudah 6 bulan yang lalu Mas.. Sejak mister kuya membawa non Wulan kesini.." jawabnya agak malu-malu.

Ia biasa menyebut Mr. Park, bossku, dengan sebutan mister kuya (bahasa Sunda artinya monyet). Hal ini dilakukannya karena sejak Mr. Park membawa Mbak Wulan ke rumah ini ia tidak pernah lagi dijamahnya.

"Ja.. Jadi Ceu-Ceu sudah pernah sama mister?!" tanyaku kaget.
"I.. Iya Mas.." jawabnya agak malu.
"Gimana Ceu rasanya peler Korea?" tanyaku menggoda.
"Ah.. Si Mas bisa saja.." sambil mencubit batang kemaluanku ia menjawab.
"Pasti gede ya Ceu..?" kataku terus menggoda..
"Ahh.. Udah ah.. Ceu-Ceu enggak mau.. Tanya yang lain aja.." jawabnya sambil tangannya meremas batang kemaluanku yang sudah mulai menggeliat bangun.
"Ih.. Ini nakal.. Sudah dikasih mau minta lagi" katanya sambil meremas batang kemaluanku.
"Lho.. Kan Ceu-Ceu yang mbangunin.. Tadi masih enak-enak tidur dipegang-pegang.. Jadi ya bangun begini." kataku menggoda "Pokoknya Ceu-Ceu harus bertanggung jawab nih.." kataku lagi sambil tanganku mulai menggerayangi tubuhnya.

Hari itu aku dan Ceu Entin bersetubuh beberapa kali hingga benar-benar teler. Berbagai posisi dan gaya kami lakukan. Rupanya Ceu Entin sudah banyak belajar dari Mr. Park soal seks.

Gara-gara kopi ginseng aku dapat menikmati keindahan tubuh dua wanita di kantor ku. Sejak saat itu atas kesepakatan Ceu Entin dan Mbak Wulan aku diwajibkan memuaskan keinginan mereka secara bergiliran. Aku sendiri sebetulnya senang.. Tapi kalau memikirkan resiko yang harus kutanggung jika suatu saat Mr. Park tahu kalau "istrinya" kuselingkuhi pasti aku dipecat dan kakak sepupuku akan terkena getahnya. Akhirnya dengan berat hati aku mengundurkan diri dari pekerjaanku. Aku pamit pada Mr. Park dengan alasan aku ingin kerja di kotaku saja. Hingga saat ini aku masih mencari-cari pekerjaan lagi. Gara-gara kopi ginseng pula akhirnya aku menjadi pengangguran.

Nah sekian dulu kisahku. Sampai saat ini aku sedang mencari pekerjaan di mana bossku adalah wanita. Tapi aku belum menemukannya hingga saat ini. Bila ada pengusaha wanita yang butuh asisten aku sangat bersedia membantu. Sampai jumpa di kisah-kisah selanjutnya.

Kopi Gingseng 6

Pada saat mataku hampir terpejam, secara samar-samar kulihat sekelebat banyangan melintas di balik pintu. Aku tersadar ternyata sedari tadi kami bercinta pintu dalam keadaan setengah terbuka. Pikiranku langsung menduga pasti bayangan itu milik Ceu Entin! Soalnya tidak ada orang lain lagi selain dia! Kang Pardi sedang ke Jakarta dan paling banter tengah malam atau besok pagi baru sampai. Biasa pasti dia harus menunggu Mr. Kang mabuk-mabukan bersama teman-teman Koreanya.



Jadi tidak salah pasti tadi karena kami keasyikan bergumul sampai-sampai tidak mendengar kedatangan Ceu Entin yang masuk menggunakan kunci cadangan yang selalu dibawanya. Mbak Wulan sendiri matanya sudah terpejam dan ku yakin sudah tertidur kelelahan. Napasnya sangat teratur dan di bibirnya tersungging secercah senyuman. Alangkah damainya..

Keesokan paginya aku datang ke kantor agak terlambat. Namun suasana kantor masih sepi. Tidak ada orang. Kijang kapsul Mr. Park pun tidak ada. Jangan jangan Mas Pardi belum juga pulang sehabis mengantar Mr. Kang kemarin siang. Rumah nampak lengang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Titin pun nampak belum datang. Pada kemana gerangan orang-orang ini..

"Eh.. Si Mas baru datang. Tadi pagi non Titin telepon katanya belum bisa masuk hari ini perutnya masih sakit" ternyata ada Ceu Entin yang ada dirumah memberitahuku perihal si Titin.
"Lalu.. Mas Pardi kemana Ceu?"
"Eh.. Anu tadi pagi Mas Pardi ngantar non Wulan ke Jakarta mau berobat katanya?"
"Lho.. Non Wulan memang sakit Ceu?"
"Iya.. Katanya kulitnya sedikit melepuh karena tersiram air panas kemarin.." lanjut Ceu Entin.

Wahh.. Ini pasti gara-gara kopi ginseng kemarin pikirku. Terbersit sepercik rasa bersalah pada diriku.

"Jadi.. Ceu Entin sendirian jaga rumah nih?"
"Iya Mas.."
"Nah.. Kalau begitu Ceu Entin bikinin aku kopi ginseng gih.." pintaku.
"Baik Mas.. Tunggu bentar ya.." spontan Ceu Entin kabur ke dapur.

Ceu Entin sudah ikut Mr. Park sejak empat tahun lalu atau kira-kira seminggu setelah aku bergabung dengan Mr. Park. Ceu Entin sebelum ikut Mr. Park adalah pembantu Mr. Kang, sehingga soal masakan Korea ia sudah dibilang cukup ahli mengolahnya. Aku sendiri paling doyan sama yang namanya bul go gi atau daging sapi asap. Bahkan karena senengnya aku sudah mampu meracik sendiri bumbu untuk membuatnya dan kadang-kadang aku membuat variasi dengan mengganti daging sapi dengan tunggir ayam. Soal rasa.. Jangan tanya!

Kembali pada Ceu Entin. Ia tidak begitu cantik tapi juga tidak begitu jelek. Kulitnya bersih khas orang Sunda. Tubuhnya tidak terlalu tinggi hanya berkisar antara 155 cm dengan berat sekitar 47 kilo. Orangnya supel.. Maksudnya benar-benar supel gampang bergaul bukannya "supel" yang bila diplesetkan jadi "suka peler"!! Sebagaimana selera Mr. Park, Ceu Entin juga memiliki dada yang cukup montok. Usia Ceu Entin saat itu sekitar 32 tahun. Ia adalah seorang janda yang ditinggal suaminya kawin lagi. Ia sudah mempunyai 1 orang anak yang ikut dengan neneknya di kampung. Jadi secara seksual Ceu Entin cukup memiliki daya tarik yang lumayan lah..!

Saat Ceu Entin sedang kutak-katik di dapur aku jadi ingat tentang sekelebat bayangan melintas di balik pintu saat aku selesai bergumul dengan Mbak Wulan kemarin. Mumpung sedang sendirian! Aku harus menginterogasinya sekarang. Aku harus tahu sejauh mana ia melihat perselingkuhan kami kemarin. Lalu aku memutuskan menyusul Ceu Entin ke dapur.

"Ehh.. Ceu Entin.. Kemari sebentar.."
"Ehh.. Ohh.. Ada apa Mas.. Si Mas ini bikin kaget Ceu Ceu aja.." katanya kenes.
"Emmhh. Aku mau nanya nih..! Tapi Ceu Entin harus bicara jujur ya.."
"Bo.. Boleh Mas.. Emang mau nanya apaan? Kok serius amat.."
"Gini lho Ceu.. Kemarin Ceu-Ceu pulang dari rumah saudara jam berapa?" tanyaku langsung to the point.

Wajahnya langsung memerah dan tersipu. Aku langsung tahu kalu bayangan kemarin adalah benar-benar dia..

"Jadi.. Ceu-Ceu kemarin.." wajahku sedikit memerah karena malu bergumul diintip orang.
"Ma.. Maaf Mas.. Ceu-Ceu enggak sengaja.." katanya dengan penuh rasa bersalah.
"Ja.. Jadi Ceu Entin sudah melihat saya.. Saya sama Mbak Wulan.." aku tak sanggup meneruskan kata-kataku.
"I.. Iya Mas.." jawabnya jujur. Wajahnya semakin memerah karena malu ketahuan mengintip.
"Yachh.. Aku juga yang salah Ceu.. Tapi tolong.. Ceu Entin jangan bilang siapa-siapa ya.. Kasihan Mbak Wulan" kataku memohon.
"I.. Iya Mas.. Ceu-Ceu janji deh.." katanya penuh pengertian.
"Terima kasih Ceu, Ceu Entin orang yang paling baik.." gombalku.

Aku segera memeluk dan mencium pipi Ceu Entin maksudnya ciuman tanda terima kasih atas pengertiannya. Namun Ceu Entin menganggapnya lain. Ceu Entin terdiam dan bahkan memejamkan matanya sambil membuka mulutnya. Napasnya sedikit memburu. Melihat ada peluang terbuka segera saja kuperketat pelukanku pada tubuh Ceu Entin dan kusurukkan wajahku ke lehernya.

"Ehhkk.." Napasnya terceka, "Mass.." Ia sedikit memberontak saat aku mulai menciumi lehernya.

Tercium bau aroma sabun terpancar dari tubuhnya. Rupanya ia baru mandi sehingga kulitnya masih segar. Lidahku segera menyerbu sepanjang batang lehernya. Kepalang tanggung.. Pikirku saat itu! Que.. Sera.. Sera! Apa yang terjadi terjadilah!! Pokoknya sikat duluan blehh! Urusan biar dipikir belakangan.. Demikian godaan setan mengilik-kilik batinku! Tubuh Ceu Entin menggelinjang dalam pelukanku. Dadanya yang cukup montok menggesek-gesek dadaku. Aku jadi makin terangsang.

"Mas.. Mm.. Mau.. Ngapainn.." desis Ceu Entin.

Aku tidak mempedulikan pertanyaan Ceu Entin. Tanganku yang melingkar di punggungnya segera saja kuarahkan ke pantatnya dan mulai meremas dan mengelus buah pantatnya yang cukup montok. Tubuhnya kian meronta.. Namun tidak ada upaya untuk melepaskan diri dari pelukanku. Aku semakin berani lagi! Segera saja tanganku melepas kaitan roknya di atas pinggulnya dan segera menyusupkan tanganku ke balik roknya dan masuk ke dalam celana dalamnya.

Sekarang tanganku berkeliaran di seputar buah pantat Ceu Entin. Dengan gemas kuremas dan kupijat-pijat bongkahan buah pantatnya dengan kedua tanganku.

"Mass..! Ja.. Jang.. Annhh.. Ohh..!!" desisnya. Mulutnya bilang jangan tetapi dari gerakan tubuhnya aku tahu kalau sebenarnya ia juga menginginkannya.

"Enggak apa apa Ceu.. Aku kangen sama Ceu Entin" bisikku di telinganya dengan rayuan gombalku. Mulutku segera mencari bibirnya dan segera kusergap bibirnya yang membuka. Mula-mula ia menutup rapat bibirnya, tetapi tidak lama kumudian ia mulai membalas kuluman bibirku. Lidahnya mulai ikut mendorong-dorong lidahku yang sudah menerobos masuk ke dalam mulutnya. Sedikit bicara.. Banyak bekerja! Itulah ungkapan yang tepat untuk keadaanku dengan Ceu Entin saat itu!

Tanganku yang berkeliaran di daerah pantat Ceu Entin semakin liar begerak. Sesekali jari-jariku menyentuh daerah belahan diantara kedua bongkahan pantatnya hingga tersentuh rambut kemaluannya yang menyeruak ke bagian belakang. Ceu Entin rupanya sudah menyerah dengan serbuanku. Tubuhnya tidak lagi memberontak tetapi sepenuhnya menyender dalam pelukanku. Roknya yang sudah merosot setengah lutut membuat tanganku semakin leluasa menggerayangi buah pantatnya. Tangan Ceu Entin pun mulai mengelus-elus punggungku.

"Ja.. Jangan di.. Sin.. Ni.. Masshh" akhirnya Ceu Entin mendesah pasrah dan memintaku untuk pindah tempat.

Akhirnya dengan tetap kupeluk, tubuh Ceu Entin segera kuseret ke kamarnya yang terletak di samping dapur. Pintu kututup dengan kakiku dan segera kuteruskan aksiku. Kutarik roknya ke bawah hingga terlepas, Ceu Entin membantu upayaku dengan melangkahkan kaki melepaskan roknya yang teronggok di mata kaki. Tubuh Ceu Entin bagian bawah sudah terbuka sama sekali. Tanganku segera meluncur ke depan dan mulai meraba gundukan bukit kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam keriting.

"Mashh.. Shh.. Ohh.." Ceu Entin mendesah desah saat tanganku mulai meremas-remas gundukan bukit kemaluannya. Tanganku segera merasakan adanya cairan lengket yang sudah membasahi celah bukit kemaluannya. Tangan Ceu Entin pun semakin berani. Kini tangannya bergerak meraba-raba tonjolan di celanaku dari luar celana. Aku menggeliat merasakan nikmat betapa batang kemaluanku yang sudah sangat keras diraba-raba tangan halus Ceu Entin.

Aku sudah sangat bernapsu ingin segera menikmati tubuh Ceu Entin. Napsuku sudah sampai ke ubun-ubun. Segera saja kuhentikan aktivitasku dan kuangkat kaos Ceu Entin dan kulepaskan melalui kepalanya. Bra-nya yang berwarna krem segera saja kulepas dan kulempar entah kemana. Kini tubuh Ceu Entin sudah telanjang bulat di depanku. Ia malu untuk telanjang bulat di depanku segera saja kedua tangannya menutupi dada dan bukit kemaluannya.

Wajahnya memerah. Lucu sekali kelihatannya. Mataku segera saja melahap seluruh pemandangan indah yang terpampang di depanku. Tubuh Ceu Entin bersih mulus. Walaupun sudah beranak dua tetapi perutnya masih cukup rata. Pinggangnya yang kecil mencetak tubuhnya menjadi indah.

Aku segera melucuti pakaianku sendiri dan telanjang bulat di depannya. Pakaianku kubiarkan teronggok di lantai kamar Ceu Entin yang sempit. Kamarnya memang sempit seperti layaknya kamar pembantu di perumahan. Luasnya hanya seukuran 2,5 x 3 mm.